Kamis, 27 September 2012

Pengalaman TKJ (Te Ka Je) atau Tes Kesamaptaan Jasmani. Level: Mayor Taruna

Tes Kesamaptaan Jasmani pada awalnya memang merupakan salah satu jenis tahapan dalam seleksi penerimaan Taruna Akademi Kepolisian, yang menilai batas kemampuan fisik seseorang dalam mengikuti pendidikan dan latihan di Akademi Kepolisian. Jenis test ini akan selalu dilakukan secara berkala setiap semester untuk mengetahui kemampuan fisik yang semakin meningkat seiring dengan berjalannya pendidikan di Akpol.

Menurut pengalaman, anehnya memang TKJ selalu jadi momok, kegiatan yang seharusnya menjadi hal yang biasa, selalu menjadi kegelisahan tersendiri, saat menjelang pelaksanaannya.
(Ha min satu) 
Raat Rikkes atau pemeriksaan kesehatan di KSA. Hati nan gusar ga karuan, rasanya kadang lemes kadang juga males, saat apel di kadang ada suara-suara keluhan:
‘huuh,, besok TKJ duul..’haha..mental aja bro..’
tapi rasanya memang agak berat melaksanakan TKJ selepas 2 minggu ujian akademik, karena notabebenya minggu ujian merupakan minggu konsentrasi belajar dan minggu paling santai karena tanpa latihan fisik yang serius..
 (Malam hari) 
Berbagai asupan bersirkulasi dengan cepat, entah itu dimakan atau diminum, dari mulai telor stengah mateng, susu beruang brand, patilon spirit, pitt bull, neo hormopiton. di kafe saat itu terjadi antrian melonjak drastis di stand minuman tersebut.
ada yang percaya makan telor campur madu menambah stamina, ada yang makan gula merah menambah tenaga,, haha aneh-aneh deh..
tapi salah satu temen kita Bst. cuma nyeletuk,, “itu mah mental aja suuh..”
terdenganr simple tapi begitu esoknya, Bst, tersebut sering menyempatkan diri kamar mandi bahkan tiga kali seperti dikejar setoran..

pull up
(Hari H!!) Pelaksanaan TKJ
Peluit tester pun ditiup, tanda mulainya TKJ samapta A, yaitu lari mengelilingi stadion dengan keliling 400 m selama 12 menit,,disini dimulailah permainan mental kita diuji. apakah kita kuat untuk melawan waktu mencapai minimal 7 keliling saja,, seperti kata temen Bst. kita ‘itu mah, mental aja’ dan akhirnya ke kamar mandi juga sebanyak 3 kali!
tes dilanjutkan dengan item TKJ Samapta B yaitu, Pull Up selama 1 menit dengan nilai sempurna 17 kali, Sit Up selama 1 menit maksimal 40 kali, Push Up selama 1 menit maksimal nilai 42 kali, dan terakhir shuttle-run sebanyak 3 kali secepat mungkin.



shuttle run
push up (tangan terbuka tidak mengepal)










Prriiit,, apel TKJ selesai, fyuuh,, akhirnya selesai juga perhelatan laga di stadion yang memakan waktu kurang lebih 5 jam,,

Hasilnya? sesuai kemampuan sendiri, juga penilaian selalu mengedepankan asas transparan, sehingga hasilnya langsung dituliskan dan dapat dilihat di papan pengumuman.

Rochmad: Sosok purnawirawan

Praspa sudah usai, namun lapangan upacara  masih ramai, sekedar bercerita dan ada pula yang menyempatkan mengambil gambar, Perwira Remaja mengemasi barang dan pulang bersama keluarganya masing-masing.

Saya pun dijemput pulang, satu mobil dengan penumpang 8 pasang paru, lumayan sempit memang namun hal itu menjadi kesempatan untuk 'family trip', apalagi sebelahku Ua Said yang kocak.
Setelah keluar ksatrian Akmil, tujuan pertama kami adalah berbalik arah dari mesjid di alun-alun Magelang menuju restoran Mulih Ndeso di daerah Mertoyudan. Disana sudah menunggu keluarga Ua Ade-Yanti, beserta keluarga teh Fera dan si kecil keponakanku Fardhan.

Di rumah makan itulah aku bertemu dengan seorang security yang bernama 'Rochmad', dia menyampaikan peghormatan kepadaku, kemudian ia mengaku bahwa ia pun sebenarnya merupakan purnawirawan polisi, dengan segera ia mengeluarkan dompet dan menunjukan kepadaku kartu tanda anggota terakhir, terlihat foto bergambar seorang polisi yang mengenakan seragam berpangkat balok tiga.

Ia pun bercerita bahwa ia memulai pekerjaannya dulu sebagai tamtama polisi. pernah 3x menjadi seorang kapolsek, di sekitar wilayah Magelang. Suatu menjadi betugas sebagai kapolsek ia selalu menegakan hukum berpedoman kepada peraturan perundang-undangan, norma yang berlaku serta berdasarkan hati nurani nya.

Sebagai kapolsek saat itu, beliau bekerja dengan penuh keikhlasan dan prinsip yang kuat, seringkali ditawari untuk bertindak selaku makelar kasus, berbagai sogokan uang yang menggiurkan pada jaman itu selalu ia tolak, bahkan saat salah satu anggota keluarganya yang terlibat tindak pidana beliau menyerahkan sepenuhnya kepada pengadilan tanpa KKN. Beliau tidak mau mengotori tangan dan seragamnya dengan tindakan melanggar hukum yang malah merusak mental institusi kepolisian.

Diakhir pertemuan kami, beliau berpesan agar saya senantiasa bersyukur telah menjadi Polisi, bertugas mulia dalam menjaga keamanan dan melayani masyarakat meski harus kurang istirahat, ia pun berkata agar saya menjadi polisi yang jujur, tidak menyakiti hati masyarakat, dan tidak berorientasi pada harta, karena harta hanya sementara sedangkan jasa dan pengabdian kita akan selalu teringat selamanya. Pertemuan yang cukup bermakna bagi seorang Perwira muda dari seorang Purnawirawan Polri, pesan moral didalamnya patut untuk direnungkan dan dijadikan teladan dalam pelaksanaan tugas kedepan.

Bravo Polri ! Pelayanan Prima, Anti KKN, Anti Kekerasan. :)