Praspa sudah usai, namun lapangan upacara masih ramai, sekedar bercerita dan ada pula yang menyempatkan mengambil gambar, Perwira Remaja mengemasi barang dan pulang bersama keluarganya masing-masing.
Saya pun dijemput pulang, satu mobil dengan penumpang 8 pasang paru, lumayan sempit memang namun hal itu menjadi kesempatan untuk 'family trip', apalagi sebelahku Ua Said yang kocak.
Setelah keluar ksatrian Akmil, tujuan pertama kami adalah berbalik arah dari mesjid di alun-alun Magelang menuju restoran Mulih Ndeso di daerah Mertoyudan. Disana sudah menunggu keluarga Ua Ade-Yanti, beserta keluarga teh Fera dan si kecil keponakanku Fardhan.
Di rumah makan itulah aku bertemu dengan seorang security yang bernama 'Rochmad', dia menyampaikan peghormatan kepadaku, kemudian ia mengaku bahwa ia pun sebenarnya merupakan purnawirawan polisi, dengan segera ia mengeluarkan dompet dan menunjukan kepadaku kartu tanda anggota terakhir, terlihat foto bergambar seorang polisi yang mengenakan seragam berpangkat balok tiga.
Ia pun bercerita bahwa ia memulai pekerjaannya dulu sebagai tamtama polisi. pernah 3x menjadi seorang kapolsek, di sekitar wilayah Magelang. Suatu menjadi betugas sebagai kapolsek ia selalu menegakan hukum berpedoman kepada peraturan perundang-undangan, norma yang berlaku serta berdasarkan hati nurani nya.
Ia pun bercerita bahwa ia memulai pekerjaannya dulu sebagai tamtama polisi. pernah 3x menjadi seorang kapolsek, di sekitar wilayah Magelang. Suatu menjadi betugas sebagai kapolsek ia selalu menegakan hukum berpedoman kepada peraturan perundang-undangan, norma yang berlaku serta berdasarkan hati nurani nya.
Sebagai kapolsek saat itu, beliau bekerja dengan penuh keikhlasan dan prinsip yang kuat, seringkali ditawari untuk bertindak selaku makelar kasus, berbagai sogokan uang yang menggiurkan pada jaman itu selalu ia tolak, bahkan saat salah satu anggota keluarganya yang terlibat tindak pidana beliau menyerahkan sepenuhnya kepada pengadilan tanpa KKN. Beliau tidak mau mengotori tangan dan seragamnya dengan tindakan melanggar hukum yang malah merusak mental institusi kepolisian.
Diakhir pertemuan kami, beliau berpesan agar saya senantiasa bersyukur telah menjadi Polisi, bertugas mulia dalam menjaga keamanan dan melayani masyarakat meski harus kurang istirahat, ia pun berkata agar saya menjadi polisi yang jujur, tidak menyakiti hati masyarakat, dan tidak berorientasi pada harta, karena harta hanya sementara sedangkan jasa dan pengabdian kita akan selalu teringat selamanya. Pertemuan yang cukup bermakna bagi seorang Perwira muda dari seorang Purnawirawan Polri, pesan moral didalamnya patut untuk direnungkan dan dijadikan teladan dalam pelaksanaan tugas kedepan.
Bravo Polri ! Pelayanan Prima, Anti KKN, Anti Kekerasan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar